Senin, 11 Februari 2013

ALIRAN DALAM PSIKOLOGI


           
Aliran Stukturalisme
Psikologi struktural atau strukturalisme merupakan studi analitis tentang generalisasi pikiran manusia dewasa melalui metode introspeksi. Dalam hal ini psikologi dimaksudkan untuk mempelajari isi (konten) pikiran, sehingga sistem ini kadang juga disebut dengan psikologi konten. Pendekatan psikologi stukturalisme berasal dari Wilhelm Wundt yang dipelopori di amerika oleh muridnya Edward Bradford Titchener.
Dalam konsep dan sistem ini. Psikologi strukturalisme dari Wundt dan Titchener memiliki 3 tujuan
1.      Menggambarkan komponen-komponen kesadaran sebagai elemen-elemen dasar,
2.      Menggambarkan kombinasi kesadaran sebagai elemen-elemen dasar tersebut, dan
3.      Menjelaskan hubungan elemen-elemen kesadaran dengan sistem saraf
Kelemahan psikologi struktural dalam pandangan fungsionalisme yaitu hanya sekedar mempelajari isi dan struktur yang terlibat dalam proses-proses mental.

Aliran Fungsionalisme
Fungsionalisme adalah sebuah studi tentang operasi mental, mempelajari fungsi-fungsi kesadaran dalam menjembatani antara kebutuhan manusia dan lingkungannya. Fungsionalisme menekankan pada totalitas dalam hubungan pikiran and perilaku.

Ciri – ciri Fungsionalisme
Ø  Menekankan pada fungsi mental dibandingkan dengan elemen-elemen metal.
Ø  Fungsi-fungsi psikologis adalah adaptasi terhadap lingkungan sebagaimana adaptasi biologis Darwin. Kemampuan individu untuk berubah sesuai tuntutan dalam hubungannya dengan lingkungan adalah sesuatu yang terpenting.
Ø  Sangat memandang penting aspek terapan atau fungsi dari psikologi itu sendiri bagi berbagai bidang dan kelompok manusia.
Ø  Aktivitas mental tidak dapat dipisahkan dari aktivitas fisik, maka stimulus dan respons adalah suatu kesatuan.
Ø  Psikologi sangat berkaitan dengan biologi dan merupakan cabang yang berkembang dari biologi. Maka pemahaman tentang anatomi dan fungsi fisiologis akan sangat membantu pemahaman tentang fungsi mental.
Ø  Menerima berbagai metode dalam mempelajari aktivitas mental manusia, meskipun sebagian besar riset dilakukan di Univ. Chicago ( pusat perkembangn fungsionalisme) menggunakn metode eksperimen, pada dasarnya aliran fungsionalisme tidk berpegang pada satu metode inti. Metode yang digunnakan sangat tergantung dari permasalahan yang dihadapi.

Metode – metode dalam Fungsionalisme
1. Metode observasi tingkah laku terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:
a. Metode Fisiologis
Menguraikan tingkah laku dari sudut pandang anatomi dan ilmu faal. Jadi, mempelajari perilaku yang dikaitkan dengan organ-organ tubuh dan sistem sarafnya.
b. Metode Variasi Kondisi
Tidak semua tingkah laku manusia dapat dijelaskan dengan anatomi dan fisiologi, karena manusia mempunyai sudut psikologis. Metode variasi kondisi inilah yang merupakan metode eksperimen dari aliran fungsionalisme.
2. Metode Instrospeksi
Stimulus berasal dari lingkungan secara alamiah, bisa pada banyak bagian sekaligus sehingga jiwa menunjukkan fungsinya. Metode ini terlalu bersifat subjektif sehingga sulit di sistematikan dan sulit dikuantitatifkan.

Aliran dalam Fungsionalisme
Fungsionalisme mempunyai 2 (dua) aliran, namun pendiri fungsionalisme itu sendiri adalah :
William James (1842-1910)
James termasuk pendukung aliran evolusionalisme dan bersamaan John Dewey mendirikan aliran fungsionalisme. James tergolong orang yang berpikiran bebas. Yaitu bebas mengeluarkan dan mengembangkan ide atau kritik yang orisinil. Salah satu ciri jalan pikirannya adalah berusaha sedekat mungkin dengan kenyataan.
1.      Aliran Fungsionalisme Chicago
Terdapat banyak tokoh Fungsionalisme di Universitas Chicago sehingga dapat dikatakan menjadi aliran tersendiri yang disebut Fungsionalisme Chicago.
a. John Dewey (1859-1952)
Pada tahun 1886 menulis buku yang berjudul “Psychology” dan dalam bukunya ini beliau mengenalkan cara orang Amerika belajar psikologi yaitu melalui cara pragmatisme. Sarjana-sarjana di Amerika kurang tertarik dengan pertanyaan “Apakah jiwa itu?” tetapi lebih tertarik pada pertanyaan “Apakah kegunaan jiwa?” John Dewey juga menganjurkan metode yang Ia sebut dengan Learning by doing (belajar sambil melakukan) Dewey berpendapat bahwa segala pemikiran dan perbuatan harus selalu mempunyai tujuan, oleh karena alasan itulah ia menentang teori elementarisme.
b. James Rowland Angell
James memiliki tiga pandangan terhadap fungsionalisme, yaitu:
Ø  Fungsionalisme adalah psikologi tentang “mental operation” (aktivitas bekerjanya jiwa) sebagai lawan dari psikologi tentang elemen-elemen mental.
Ø  Fungsionalisme adalah psikologi tentang kegunaan dasar-dasar kesadaran. Ini juga disebut sebagai teori emergensi dari kesadaran.
Ø  Fungsionalisme adalah psiko-phisik, yaiitu psikologi tentang keseluruhan organisme yang terdiri dari badan dan jiwa.
2. Aliran Fungsionalisme Columbia
Selain di Chhicago, Fungsionalisme juga mempunyai banyak tokoh di Teachers College Columbia yang disebut aliran Columbia. Ciri aliran ini adalah kebebasannya meneliti tingkah laku yang dianggap sebagai kesatuan yang tak dapat dipisahkan dan psikologi tak perlu ersifat deskriptif karena yang penting adalah korelasi tingkah laku dengan tingkah laku lain.
a. James MC Keen Cattel (1866-1944)
Keen Cattel mengusung teori mengenai kebebasan dalam mempelajari tingkah laku. Ia mempunyai dua pandangan mengenai aliran fungsionalisme, yaitu:
Ø  Fungsionalisme tidak perlu menganut paham dualisme karena manusia dianggap sebagai keseluruhan yang merupakan suatu kesatuan,
Ø  Fungsionalisme tidak perlu deskriptif dalam mempelajari tingkah laku, karena yang penting adalah fungsi tingkah laku. Sehingga yang harus dipelajari adalah hubungan (korelasi) antara satu tingkah laku dengan tingkah laku lainnya.
Dapat dikatakan bahwa semua cabang-cabang psikologi modern merupakan perkembangan dari fungsionalisme. Dalam percobaanya Cattel menemukan “kapasitas individual” kemudian ia menciptakan alat-alat untuk mengukur kapasitas, kemampuan individual yang sekaran kita kenal sebagai psikotes / mental test.
b.Edward Lee Thorndike (1874-1949)
Edward Lee pernah bekerja di “Teachers College of Columbia” dibawah kepemimpinan James Mc. Keen Cattel. Thorndike lebih menekankan penelitiannya pada cara dan dasar belajar. Dasar pembelajaran yaitu asosiasi dan cara coba-salah (trial and error). Ia merumuskan beberapa prinsip:
Ø  The Law of Effect yaitu hukum yang menyatakan intensitas hubungan antara stimulus-respons akan meningkat jika mengalami keadaan yang menyenangkan, sebaliknya akan melemah jika keadaan tak menyenangkan.jika terjadi suatu keadaan akan terjadi asosiasi dengan keadaan yang sebelumnya yaitu hubungan stimulus-respon atau responsrespons.
Ø  The Law of Exercise atau The Law of use and disuse adalah hukum bahwa stimulus-respons dapat timbul atau didorong dengan latihan berulangulang. Jika tak dilatih hubungan tersebut akan melemah dan kemudian menghilang.

Aliran Gestalt
Psikologi Gestalt merupakan salah satu aliran psikologi yang mempelajari suatu gejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas, data-data dalam psikologi Gestalt disebut sebagai phenomena (gejala).

Tokoh –tokoh Gestalt
1. Max Wertheimer (1880-1943)
Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880. Konsep pentingnya : Phi phenomenon, yaitu bergeraknya objek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia melakukan interpretasi.
Pada tahun 1923, Wertheimer mengemukakan hukum-hukum Gestalt dalam bukunya yang berjudul “Investigation of Gestalt Theory”. Hukum-hukum itu antara lain :
Ø  Hukum Kedekatan (Law of Proximity)
Ø  Hukum Ketertutupan ( Law of Closure)
Ø  Hukum Kesamaan (Law of Equivalence)

2. Kurt Koffka (1886-1941)
Koffka lahir di Berlin tanggal 18 Maret 1886. Pada tahun 1910, ia bertemu dengan Wertheimer dan Kohler, bersama kedua orang ini Koffka mendirikan aliran psikologi Gestalt di Berlin.
Teori Koffka tentang belajar antara lain:
Ø  Jejak ingatan (memory traces), adalah suatu pengalaman yang membekas di otak.
Ø  Jejak-jejak ingatan ini diorganisasikan secara sistematis mengikuti prinsip-prinsip Gestalt dan akan muncul kembali kalau kita mempersepsikan sesuatu yang serupa dengan jejak-jejak ingatan tadi.
Ø  Perjalanan waktu berpengaruh terhadap jejak ingatan. Perjalanan waktu itu tidak dapat melemahkan, melainkan menyebabkan terjadinya perubahan jejak, karena jejak tersebut cenderung diperhalus dan disempurnakan untuk mendapat Gestalt yang lebih baik dalam ingatan.
Ø  Latihan yang terus menerus akan memperkuat jejak ingatan.
3. Wolfgang Kohler (1887-1967)
Kohler lahir di Reval, Estonia pada tanggal 21 Januari 1887. Kohler memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1908 di bawah bimbingan C. Stumpf di Berlin. Ia kemudian pergi ke Frankfurt. Saat bertugas sebagai asisten dari F. Schumman, ia bertemu dengan Wartheimer dan Koffka. Menurut Kohler apabila organisme dihadapkan pada suatu masalah atau problem, maka akan terjadi ketidakseimbangan kogntitif, dan ini akan berlangsung sampai masalah tersebut terpecahkan. Karena itu, menurut Gestalt apabila terdapat ketidakseimbangan kognitif, hal ini akan mendorong organisme menuju ke arah keseimbangan.

Aplikasi Prinsip Gestalt
1. Belajar             
Proses belajar adalah fenomena kognitif. Apabila individu mengalami proses belajar, terjadi reorganisasi dalam perceptual fieldnya. Setelah proses belajar terjadi, seseorang dapat memiliki cara pandang baru terhadap suatu problem.
Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :
Ø  Pengalaman tilikan (insight) : bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam perilaku yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.
Ø  Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) : kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari.
Ø  Perilaku bertujuan (purposive behavior) : bahwa perilaku terarah pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.
Ø  Prinsip ruang hidup (life space) : bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.
Ø  Transfer dalam Belajar : yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain.
2. Insight
Pemecahan masalah secara jitu yang muncul setelah adanya proses pengujian berbagai dugaan/kemungkinan. Setelah adanya pengalaman insight, individu mampu menerapkannya pada problem sejenis tanpa perlu melalui proses trial-error lagi. Konsep insight ini adalah fenomena penting dalam belajar, ditemukan oleh Kohler dalam eksperimen yang sistematis.
Timbulnya insight pada individu tergantung pada :
a.       Kesanggupan
Kesanggupan berkaitan dengan kemampuan inteligensi individu.
b.      Pengalaman
Dengan belajar, individu akan mendapatkan suatu pengalaman dan pengalaman itu akan menyebabkan munculnya insight.
c.       Taraf kompleksitas dari suatu situasi
Semakin kompleks masalah akan semakin sulit diatasi
d.      Latihan
Latihan yang banyak akan mempertinggi kemampuan insight dalam situasi yang bersamaan
e.       Trial and Error
Apabila seseorang tidak dapat memecahkan suatu masalah, seseorang akan melakukan percobaan-percobaan hingga akhirnya menemukan insight untuk memecahkan masalah tersebut.
3. Memory
Hasil persepsi terhadap obyek meninggalkan jejak ingatan. Dengan berjalannya waktu, jejak ingatan ini akan berubah pula sejalan dengan prinsip-prinsip organisasional terhadap obyek. Penerapan Prinsip of Good Form seringkali muncul dan terbukti secara eksperimental. Secara sosial, fenomena ini juga menjelaskan pengaruh gosip/rumor. Fenomena gossip seringkali berbeda dengan fakta yang ada. Fakta yang diterima sebagai suatu informasi oleh seseorang kemudian diteruskan kepada orang lain dengan dengan dilengkapi oleh informasi yang relevan walaupun belum menjadi fakta atau belum diketahui faktanya.

Aliran Behaviorisme
Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan unsur subyek tunggal psikologi. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku manusia sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan luar dan rekayasa atau kondisioning terhadap manusia tersebut. Aliran ini mengangap bahwa manusia adalah netral, baik atau buruk dari perilakunya ditentukan oleh situasi dan perlakuan yang dialami oleh manusia tersebut. Pendapat ini merupakan hasil dari eksperimen yang dilakukan oleh sejumlah penelitian tentang perilaku binatang yang sebelumnya dikondisikan. Aliran perilaku ini memberikan kontribusi penting dengan ditemukannya asas-asas perubahan perilaku yang banyak digunakan dalam bidang pendidikan, psikoterapi terutama dalam metode modifikasi perilaku. Asas-asas dalam teori perilaku terangkum dalam hukum penguatan atau law of enforcement, yakni :
a.       ClassicalCondtioning
Suatu rangsang akan menimbulkan pola reaksi tertentu apabila rangsang tersebut sering diberikan bersamaan dengan rangsang lain yang secara alamiah menimbulkan pola reaksi tersebut.
b.      Law of Effect
Perilaku yang menimulkan akibat-akibat yang memuaskan akan cenderung diulang, sebaliknya bila akibat-akiat yang menyakitkan akan cenderung dihentikan.
c.       Operant Conditioning
Suatu pola perilaku akan menjadi mantap apabila dengan perilaku tersebut berhasil diperoleh hal-hal yang dinginkan oleh pelaku (penguat positif), atau mengakibatkan hilangnya hal-hal yang diinginkan (penguat negatif).
d.      Modelling
Munculnya perubahan perilaku terjadi karena proses dan penaladanan terhadap perilaku orang lain yang disenangi (model) Keempat asas perubahan perilaku tersebut berkaitan dengan proses belajar yaitu berubahnya perilaku tertentu menjadi perilaku baru.

Prinsip Aliran Behaviorisme
Ø  Menekankan respon terkondisi sebagai elemen atau pembangun pelaku.
Ø  Perilaku adalah dipelajari sebagai konsekuensi dari pengaruh lingkungan maka sesungguhnya perilaku terbentuk karena dipelajari.
Ø  Memusatkan pada perilaku hewan.

Aliran Psikoanalisa
Aliran ini berasumsi bahwa energi penggerak awal perilaku manusia berasal dari dalam dirinya yang terletak jauh di alam bawah sadar. Sigmund Frued, pendiri Psikoanalisa, adalah ahli psikologi pertama yang memfokuskan perhatiannya kepada totalitas kepribadian manusia, bukan kepada bagian-bagiannya yang terpisah. Selain itu, dengan memfokuskan pada salah satu aliran saja diharapkan bisa mengenal lebih mendalam pemanfaatan psikologi bagi kehidupan.

Sigmund Frued, berkeyakinan bahwa jiwa manusia juga mempunyai struktur, Struktur jiwa tersebut meliputi tiga instansi atau sistem yang berbeda. Keharmonisan dan keselarasan kerja sama di antara ketiganya sangat menentukan kesehatan jiwa seseorang. Ketiga sistem ini meliputi : Id, Ego, dan Superego. Sebagaimana akan dijelaskan nanti, masing-masing sistem atau instansi memiliki peran dan fungsi sendiri-sendiri.
1. Id
Dalam pandangan Frued, apa yang dilakukan manusia khususnya yang diinginkan, dicita-citakan, dikehendaki  untuk sebagian besar tidak disadari oleh yang bersangkutan. Hal ini dinamakan “ketaksadaran dinamis”, ketaksadaran yang mengerjakan sesuatu. Frued menggunakan istilah Id untuk menunjukkan wilayah ketaksadaran tersebut. Id merupakan lapisan paling dasar dalam struktur psikis seorang manusia. Id meliputi segala sesuatu yang bersifat impersonal atau anonim, tidak disengaja atau tidak disadari, dalam daya-daya mendasar yang menguasai kehidupan psikis manusia.
Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan biologis manusia – pusat insting (hawa nafsu, istilah dalam agama). Ada dua insting dominan, yakni :
Ø  Libido – instink reproduktif yang menyediakan energi dasar untuk kegiatan-kegiatan manusia yang konstruktif;
Ø  Thanatos – instink destruktif dan agresif. Yang pertama disebut juga instink kehidupan (eros), yang dalam konsep Frued bukan hanya meliputi dorongan seksual, tetapi juga segala hal yang mendatangkan kenikmatan termasuk kasih ibu, pemujaan kepada Tuhan, cinta diri (narcisisme).
2.Ego
Subsistem yang kedua – ego – berfungsi menjembatani tuntutan id dengan realitas di dunia luar. Ego merupakan mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Ego adalah aspek psikologis dari kepribadian yang timbul karena kebutuhan manusia untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan.
Aktivitas Ego tampak dalam bentuk pemikiran-pemikiran yang objektif, yang sesuai dengan dunia nyata dan mengungkapkan diri melalui bahasa. Ego juga mengontrol apa yang akan masuk ke dalam kesadaran dan apa yang akan dilakukan. Jadi, Fungsi Ego adalah menjaga integritas kepribadian dengan mengadakan sintesis psikis.
3. Superego
Superego adalah sistem kepribadian terakhir yang ditemukan oleh Sigmund Frued. Sistem kepribadian ini seolah-olah berkedudukan di atas Ego, karena itu dinamakan Superego. Fungsinya adalah mengkontrol ego. Ia selalu bersikap kritis terhadap aktivitas ego, bahkan tak jarang menghantam dan menyerang ego.
Konflik antara ego dan superego, dalam kadar yang tidak sehat, berakibat timbulnya emosi-emosi seperti rasa bersalah, menyesal, rasa malu dan seterusnya. Dalam batas yang wajar, perasaan demikian normal adanya. Namun, pada beberapa orang hidupnya sangat disiksa oleh superegonya, sehingga tidak mungkin lagi untuk hidup normal.

Kesadaran dan ketidaksadaran
Pemahaman tentang kesadaran dan ketidaksadaran manusia merupakan salah satu sumbangan terbesar dari pemikiran Freud. Menurutnya, kunci untuk memahami perilaku dan problema kepribadian bermula dari hal tersebut. Ketidakasadaran itu tidak dapat dikaji langsung, karena perilaku yang muncul merupakan konsekuensi logisnya.
Menurut Gerald Corey, bukti klinis untuk membenarkan alam ketidaksadaran manusia dapat dilihat dari hal-hal berikut, seperti:
a.       mimpi; hal ini merupakan pantulan dari kebutuhan, keinginan dan konflik yang terjadi dalam diri,
b.      salah ucap sesuatu; misalnya nama yang sudah dikenal sebelumnya,
c.       sugesti pasca hipnotik,
d.      materi yang berasal dari teknik asosiasi bebas, dan
e.       materi yang berasal dari teknik proyeksi, serta isi simbolik dari simptom psikotik.
Sedangkan kesadaran itu merupakan suatu bagian terkecil atau tipis dari keseluruhan pikiran manusia. Hal ini dapat diibaratkan seperti gunung es yang ada di bawah permukaan laut, dimana bongkahan es itu lebih besar di dalam ketimbang yang terlihat di permukaan. Demikianlah juga halnya dengan kepribadian manusia, semua pengalaman dan memori yang tertekan akan di himpun dalam alam ketidaksadaran.

Kecemasan
GeraldCoreymengartikankecemasan itu adalah sebagai suatu keadaan tegang yang memaksa kita untuk berbuat sesuatu. Kecemasan berkembang dari konflik antara sistem id, ego dan superego tentang sistem kontrol atas energi psikis yang ada. Fungsinya adalah mengingatkan adanya bahaya yang datang.  Sedangkan menurut Calvin S. Hall dan Lindzey, kecemasan itu ada tiga: kecemasan realita, neurotik dan moral.
a.       kecemasan realita adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantung kepada ancaman nyata.
b.      kecemasan neurotik adalah rasa takut kalau-kalau instink akan keluar jalur dan menyebabkan sesorang berbuat sesuatu yang dapat mebuatnya terhukum, dan
c.       kecemasan moral adalah rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral.

Defence Mechanisme
Selain Id dan Superego, menurut Frued, ada mekanisme lain yang juga berpengaruh terhadap perilaku manusia. Mekanisme ini dinamakan defence mechanisme atau mekanisme pertahanan diri. Freud menggunakan istilah mekanisme pertahanan diri (defence mechanism) untuk menunjukkan proses tak sadar yang melindungi si individu dari kecemasan melalui pemutarbalikan kenyataan. Pada dasarnya strategi-strategi ini tidak mengubah kondisi objektif bahaya dan hanya mengubah cara individu mempersepsi atau memikirkan masalah itu. Jadi, mekanisme pertahanan diri merupakan bentuk penipuan diri.

Aliran Humanisme
Dari segi bahasa humanisme artinya kemanusiaan, sedangkan menurut Istilah berarti suatu paham mengenai kemanusiaan yang hakiki. Jelasnya, humanisme adalah suatu gerakan atau aliran yang bertujuan untuk menempatkan manusia pada posisi kemanusiaan yang sebenarnya.
Perhatian Psikologi Humanisme yang utama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri.

Ajaran-Ajaran Dasar Psikologi Humanisme
Ø  Individu sebagai keseluruhan yang integral
Ø  Ketidak relevanan penyelidikan dengan hewan
Ø  Pembawa baik manusia
Ø  Potensi kreatif manusia
Ø  Penekanan pada kesehatan psikologis

Tokoh-Tokoh Humanisme
1. Abrahama H. Maslov
Menurut Maslov ada beberapa kebutuhan, terutama kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, yang lebih asasi. Kemudian ada pula kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi sebelum memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya.
Secara terperinci apa yang disampaikan Maslov dapat dilihat dalam penjelasan berikut. Maslow membagi kebutuhan tersebut menjadi 5 secara garis besar, yaitu:
1.      Kebutuhan-kebutuhan fisiologi.
2.      Kebutuhan akan rasa aman.
3.      Kebutuhan akan cinta dan rasa saling memiliki.
4.      Basic need: self-esteem need.
5.      Metaneed: self actualization need.

2. Carl R. Rogers
Rogers adalah seorang psikolog humanisme yang gagasan-gagasannya berpengaruh terhadap pikiran dan praktek pendidikan. Lewat karya-karyanya yang tersohor seperti Freedom to Learn and Freedom to learn for the 80’s, ia menunjukkan sejumlah prinsif-prinsif belajar humanisme yang penting, di antaranya ialah:
Ø  Hasrat untuk belajar
Ø  Belajar yang berarti
Ø  Belajar tanpa ancaman
Ø  Belajar atas inisiatif sendiri
Ø  Belajar dan perubahan


Daftar Pustaka
Ø  Boeree, C. Geroge. 2007. Sejarah Psikologi : Dari Masa Kelahiran Sampai Modern. Jakarta : Primasophie
Ø  Brennan, James F. 2006. Sejarah dan Sistem Psikologi. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada
Ø  Sarwono, Sarlito W. 2000. Berkenalan dengan Aliran-Aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi. Jakarta : bulan bintang.
Ø  Wade, Carole. 2007. Psikologi. Jakarta : Penerbit Erlangga
Ø  http://psikologi.or.id


Minggu, 10 Februari 2013

Istilah Komunikasi dalam Bahasa Arab




نَظَرِيَّةٌ             : teori                              
تِلْفِزِيُوْنٌ           : televisi
بُرْقِيَّةٌ              : telegram
اِضْطَرَاَبُ          : turbulensi
تَوْارَدْ خَوَاطِرْ     : telepati
نُقْطَةْ              :  titik
تَقَلِيْدِي            : tradisional
تَرْجَمَةْ            : terjemahan
كِتاَبَةٌ              : tulisan
إِذَنٌ               : telinga
كَتَمَ               : tuna wicara
أُصَمَ              : tuli
اِنْتِقَالُ             : transisi
صَرْخَةٌ            : tangisan
تُبَادِلُ              : timbal balik
عَلاَماَتْرَمْزِيَةِ       : tanda simbolik
سُؤْاَلْ             : tanya
جَدِيْرُ باِلْثِّقَةُ       : terpercaya
تَتَأَثَرْ              : terpengaruhi
تَحْوُلُ             : transformasi
عَمِلَ              : tindakan






Selayang Pandang "Psikologi"


                                                                                                

            Secara harfiah dari kata psikologi berasal dari dua kata yang berasal dari Yunani yaitu “Psyche” dan “Logos”. Arti kata “Logos” yaitu nalar, logika, atau ilmu. Karena itu Psikologi merupakan ilmu tentang “Psyche”, dalam bahasa inggris berarti “soul, mind, spirit” dan dalam bahasa indonesia berarti “jiwa”. Karena psikologi merupakan ilmu, maka pengetahuan ini diperoleh melalui penelian ilmiah yang terencana, terkontrol, sistematis dan diperoleh dari data yang emperis. Dalam pengertian kita sehari-hari Psikologi adalah ilmu jiwa, Selain ilmu jiwa, ada para ahli juga berpendapat bahwa psikologi merupakan ilmu yang mempelajari aktivitas individu dan mempelajari tentang perilaku manusia. Wood Worth & Marquis (1957) berpendapat bahwa  Psikologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai aktivitas-aktivitas individu yang termasuk motorik, kognitif dan emosionalnya dari sejak masih didalam kandungan sampai meninggal dunia dalam hubungannya dengan alam sekitarnya. Ada juga pendapat dari ahli lainnya yakni Branca (1964) yang berpendapat bahwa Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia. Tetapi ada ahli yang mengutarakan pendapatnya pula bahwa kalau Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia dan hewan.  “Jiwa” sendiri itu adalah sesuatu yang sulit dibuktikan secara nyata, maka dari itu walaupun Psikologi adalah ilmu yang membicarakan tentang jiwa, namun karena jiwa itu tidak tampak, maka yang dapat diobservasi adalah perilaku atau aktivitas yang merupakan manifestasi yakni penjelmaan dari kehidupan jiwa.

RUANG LINGKUP PSIKOLOGI
1.      Psikologi Umum
Psikologi umum ialah Ilmu jiwa yang meneliti dan mempelajari aktivitas-aktivitas psikis (gejala jiwa) manusia yang tercermin dalam perilaku pada umumnya yang terdapat pada manusia dewasa biasa yang normal dan terkultur (tidak terisolasi). Adapun sifat kejiwaan manusia yang belum dewasa (misalnya; anak-anak), manusia yang tidak normal (misalnya; orang gila), dan manusia tidak berkultur/terisolasi (misalnya; orang primitif), tidak termasuk dalam pembahasan psikologi umum, namun masuk dalam psikologi khusus.
2.      Psikologi Khusus
Psikologi khusus justru mempelajari perbedaan-perbedaan individual dan kelainan-kelainan tingkah laku manusia. Dengan kata lain, psikologi khusus ialah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari segi-segi kekhususan dari aktifitas-aktifitas psikis manusia.
 Dalam katagori psikologi khusus ini, dikelompokkan jenis psikologi antara lain sebagai berikut:
  • Psikologi perkembangan yaitu ilmu yang mempelajari psike/jiwa dan perkembangan psikis manusia dari kehidupannya termasuk didalamnya ialah psikologi bayi, psikologi anak, psikologi puber, psikologi remaja, ataupun psikologi orang tua (kakek-nenek).
  • Psikologi Sosial yaitu ilmu yang mempelajari psikis manusia dalam kehiduan sosialnya atau yang berhubungan dengan orang banyak didalam kehidupan masyarakat.
  • Psikologi pendidikan yaitu ilmu yang mempelajari psikis manusia yang berhubungan dengan dunia pendidikan.
  • Psikologi kepribadian yaitu ilmu yang mempelajari psikis manusia tentang kepribadian individu masing-masing.
  • Psikologi patologi yaitu ilmu yang mempelajari psikis manusia tentang semua penyakit kelainan mental. Contoh; Exhibisionisme yakni kelainan mental dimana sang penderitanya merasa kepuasan tersendiri bila menunjukkan alat kelaminnya kepada orang lain/orang banyak. Ada juga Clepto yakni kelainan mental dimana sang penderita merasa kepuasan setelah mencuri barang milik orang lain dan tidak diketahui oleh orang lain.
  • Psikologi Industri yaitu ilmu yang mempelajari psikis manusia yang berhubungan dengan dunia perindustrian.
Dan masih banyak lagi jenis-jenis Psikologi Khusus lainnya.

PERILAKU MANUSIA
            Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku. Dengan pengertian perilaku atau aktivitas yang merupakan manifestasi kehidupan psikis. Dan perilaku manusia fokus pada mempelajari/meneliti perilaku pada manusia.
            Banyak penelitian psikis yang dilakukan pada hewan, kemudian hasilnya diarahkan pada manusia juga. Peneliti menganggap lebih mudah meneliti hewan dengan alasan :
·         Hewan tidak punya sadar pribadi sehingga tidak malu saat diobservasi
·         Hewan lebih mudah diontrol
·         Hewan mudah dilakukan pembedahan jika diperlukan saat observasi
·         Dalam observasi terkadang membutuhkan waktu yang lama, jika observasi dilakukan pada manusia maka mudah merasa bosan.
Kelemahan dari penelitian pada hewan yang kemudian diarahkan pada manusia adalah, penyamaan manusia dan hewan. Yang jelas banyak memiliki banyak perbedaan.

JENIS PERILAKU
1.      Perilaku Refleksi adalah perilaku yang terjadi secara spontan dan otomatis. Respon cepat akan terjadi bila mendapatkan stimulus. Proses hingga terjadi respon tidak melalui otak sebagai pusat kesadaran. Perilaku refleksi tidak dapat dikendalikan, alami dan bukan perilaku yang dibentuk.
2.      Perilaku non-Refleksi adalah perilaku yang dikendalikan oleh pusat kesadaran/otak. Stimulus yang diterima akan diteruskan ke otak kemudian barulah menjadi respon. Perilaku non-refleksi merupakan perilaku yang dibentuk, dapat dikendalikan, dan berubah dari waktu ke waktu sebagai hasil proses belajar.
Proses yang terjadi di otak inilah yang dimaksud proses psikologi. Perilaku/aktivitas atas dasar proses psikologi inilah yang dinamakan aktivitas psikologi atau perilaku psikologi (Branka 1964).

METODE PEMBENTUKAN PERILAKU
·         Dengan Konditioning yaitu pembentukan perilaku dengan kebiasaan yaitu dengan cara membiasakan diri untuk berprilaku seperti yang diharapkan dan akhirnya akan terbentuk prilaku tersebut. Contoh; mengajarkan anak untuk membiasakan menggosok giginya sebelum tidur.
·         Dengan Pengertian (insight). Teori ini berdasarkan atas teori belajar yang disertai pengertian. Contoh; Bila naik motor harus menggunakan helm karena helm tersebut untuk keamanan diri.
·         Dengan menggunakan model. Contoh; kalau orang berbicara bahwa orang tua adalah panutan bagi anak-anaknya. Hal ini menunjukkan pembentukan perilaku yang menggunakan model.

TEORI PERILAKU
  • ·         Teori Insting oleh McDougall                                                                                               Prilaku disebabkan oleh insting, perilaku ini bawaan dari dalam diri. Dan insting akan mengalami perubahan karena pengalaman.
  • ·         Teori dorongan (drive theory)                                                                                           Dorongan dianggap sebagai penyebab perilaku. “Ketegangan” menimbulkan dorongan untuk berperilaku tertentu. Contoh; dorongan ingin makan minum dan tidur.
  • ·         Teori Insentif                                                                                                                      Perilaku disebabkan oleh insentif/reinforcement baik dari sisi positif atau negatif. Bila positif insentifnya berupa hadiah dan bila negatif insentifnya adalah hadiah.
  • ·         Teori Atribusi (Fritz Heider)                                                                                                Prilaku seseorang bisa  disebabkan oleh disposisi internal (motif, sikap) dan bisa disebabkan oleh keadaan eksternal
  • ·         Teori Kognitif                                                                                                                          Bila seseorang harus memilih prilaku mana yang  mesti dilakukan. Faktor berfikir penting untuk mempertimbangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.



           

The Bang Bang Club


                                                                                  

            Film ini menceritakan kisah nyata yang berlatarbelakang peristiwa konflik di Afrika Selatan tahun 1990 sampai 1994 yang banyak menimbulkan korban berjatuhan dan menceritakan empat orang jurnalis foto  yang bertugas di daerah konflik tersebut. Ke empat jurnalis foto tersebut adalah Kevin Carter, Greg Marinovich, Joao Silva dan Ken Oosterbroek. Periode awal 1990an, dua kubu di Afrika Selatan saling membunuh satu sama lain. Hanya karena perbedaan pandangan politik mereka turun ke jalan, saling menyerang dengan senjata tajam.
            Sebagai jurnalis di daerah konflik bukanlah hal yang mudah, mereka harus siap menghadapi hal yang terburuk yang mungkin terjadi serta keselamatan yang tak terjamin. Greg salah satunya, ketika ia memasuki daerah salah satu suku malah ia di hakimi massa dan hampir tewas, untung nyawanya masih dapat terselamatkan karena mengetahui identitasnya sebagai jurnalis yang ingin mengetahui konflik dari sudut suku. Sedangkan Ken tidak beruntung ia tewas tertembak saat meliput perang berlangsung. Melihat hal-hal yang tidak manusiawi, keji dan buruk dalam peperangan serta tangisan kehilangan nyawa merupakan makanan sehari-hari mereka dalam bertugas sebagai jurnalis di daerah konflik.
Diantara mereka, yang paling berani adalah Greg. Ia berani terjun langsung secara dekat dengan medan perang. Greg yang melihat seseorang  yang sedang dikeroyok oleh sekelompok orang, berusaha melerai tetapi sayangnya apa yang dilakukan oleh Greg tidak dipedulikan oleh kelempok massa tersebut. Hingga akhirnya orang yang dikeroyok tadi di bakar hidup-hidup dan di bacok kepalanya. Greg begitu terpukul dengan apa yang dia lihat, namun pada akhirnya Greg tetap mengabadikan peristiwa tersebut dengan kameranya. Keberanian itu pula yang kemudian diganjar dengan Pulitzer Prize hadiah paling bergengsi untuk para jurnalis  untuk sebuah karya fotonya yang fenomenal. 3 tahun kemudian giliran Kevin Carter yang meraih penghargaan Pulitzer, dia memotret seorang anak perempuan kecil yang kurus kering akibat kelaparan, dia jongkok lemas ditanah dan seekor burung bangkai sudah mengintainya, seolah-olah berharap gadis itu meninggal dan menjadi makanannya. Walaupun foto tersebut memenangkan Pulitzer tapi menjadi perdebatan, karena publik menganggap Kevin hanya mementingkan foto yang dia potret bukan gadis tersebut. Fotonya yang luar biasa menyentuh itu, semua orang kemudian menanyakan nasib si anak perempuan dalam foto tersebut. St. Petersburgh Times di Florida bahkan menyebut kalau Carter tidak ada bedanya dengan burung bangkai itu. Dia hanya peduli pada frame dan sama sekali tidak peduli pada nasib si anak perempuan. Tudingan ini menambah daftar alasan untuk depresi pada sosok Kevin Carter selain berderet alasan lain yang sudah terekam dalam ingatannya. Kemudian juli 1994 Kevin menghabisi nyawanya sendiri . Catatan bunuh dirinya menjadi bukti kalau dia sama sekali tidak bisa bertahan lagi dari segala macam trauma yang melekat selama masa pengabdiannya sebagai fotografer, ditambah lagi dengan kepergian temannya Ken yang meninggal dalam tugas.

Nilai-nilai Jurnalistik
  • ·         Berani dalam mencari berita/foto di kondisi konflik, tanpa memikirkan resiko yang terjadi.
  • ·         Peka terhadap kejadian-kejadian yang menarik untuk dijadikan laporan berita.
  • ·         Semangat kerjanya dalam mencari berita/foto dalam daerah konflik.

Namun ada yang tidak patut ditiru sebagai jurnalis, dalam kisah mereka di film The Bang Bang Club, setelah siang hari mereka mencari berita, pada malam harinya dalam film tersebut digambarkan mereka berfoya-foya ke club malam. Kevin juga digambarkan menggunakan narkotika, walaupun dengan alasan untuk membuat berani ataupun melupakan kejadian-kejadian buruk, tetap hal itu tidak boleh dilakukan. Sebagai jurnalis kita harus menjadi contoh yang baik untuk masyarakat.