Kata
Adalah tanda
lahir yang menunjukkan baik barang-barang (kenyataan) maupun
pengertian-pengertian kita tentang barang-barang (kenyataan itu).
Term
Untuk mengerti
arti kata tertentu, salah satu hal yang perlu kita perhatikan ialah tempat dan
fungsi kata itu dalam suatu kalimat. Kata-kata yang dihubung-hubungkan menjadi
kalimat-kalimat, sehingga membentuk sebuah arti.
Term adalah bagian dari suatu kalimat yang
berfungsi sebagai (S atau P). Dengan demikian, dalam suatu kalimat ada dua
term. Misalnya dalam kalimat ‘Anita itu Pintar’ maka Anita (=subjek) dan pintar
(=predikat) adalah term-termnya yang dihubungkan oleh kata ‘itu’ sebagai
penghubung. Kata penghubung yaitu tanda yang menyatakan adanya penghubung
antara S daan P, yang dalam bahsa Indonesia dapat dinyatakan dengan kata ,
seperti ‘ialah’, ‘yaitu’, ‘di’, ‘ke’ dan lain lain.
Luas Term
Untuk menjukkan
luas term, maka dalam logika dipakai istilah istilah sebagai berikut:
·
Singular yaitu dengan
tegas menunjukkan satu individu atau
barang tertentu. Misalnya : nama orang (anita, silvana, zahira, azmi…), kata
dengan ‘ter’ atau ‘paling’ (wanita tercantik, pria paling tampan..), barang
yang ditunjuk khusus seperti ‘laptop’ itu.
·
Partikular yaitu
menunjukkan hanya sebagian dari seluruh luasnya (lebih dari satu, tetapi tidak
semua bawahannya). Misalnya: sebagian monyet, kebanyakan orang, sekumpulan
semut, tim voli kampus dan sebagainya.
·
Universal yaitu menunjukkan
seluruh lingkungannya dan masing-masing bawahannnya, tak ada yang dikecualikan.
Misalnya: tumbuhan adalah makhluk hidup, semut itu serangga, setiap insan.
·
Kata-kata Kolektif adalah
kata-kata yang menunjukkan suatu kelompok/golongan/kumpulan, misalnya bangsa
Indonesia, para penambang, kaum hawa, mahasiswa komunikasi.
Pentingnya
kata-kata kolektif ini untuk pemikiran yang lurus ialah:
o
Apa yang dapat dikatakan
tentang kelompok sebagian keseluruhan, belum tentu dapat dikatakan tentang
masing-masing anggotanya.
o
Apa yang dikatakan masing-masing
anggotanya belum tentu berlaku pula untuk keseluruhannya
o
Misalnya: ‘Remaja masjid
Al-Faruq itu patut diacungi jempol’.
Mengatakan tentang keseluruhan, tetapi belum tentu semua remajanya
masing-masing patut diacungi jempol pula. Mungkin juga ada yang malas, nakal
dan sebagainya. Dalam pemikiran yang masih primitif hal ini tidak atau kurang
diperhatikan ; kalau ada satu anggota kelompok tertentu yang berbuat salah,
maka seluruh kelompok dipersalahkan. Karena kata-kata kolektif itu belum tentu
menunjukkan keseluruhan dan masing-masing bawahannya, maka kata-kata kolektif
itu termasuk partikular.
Pembagian
kata-kata menurut artinya
·
Univokal (sama bentuknya,
sama artinya) ialah kata yang dapat dikatakan tentang barang banyak dengan arti
yang persis sama.
Misalnya: manusia, sisir, laptop.
·
Ekuivokal (sama bentuknya,
lain artinya) ialah kata yang sama, tetapi artinya sama sekali berlainan.
Misalnya: buah (buah; penjumlahan, buah; tumbuhan), tahu
(tahu; makanan, tahu; informasi), tangan kanan (tangan kanan; bagian tubuh,
tangan kanan; asisten).
·
Analogis (sama bentuknya,
sedangkan artinya ada kesamaan dan ada perbedaannya) ialah kata yang mempunyai
arti yang tkidak sama persis (ada perbedaan), tetapi juga tidak sama sekali
berlainan (ada kesamaan).
Misalnya: pahit (pahit; rasa mkanan dilidah, pahit; sakit
hati), manis (manis; rasa makanan di lidah, manis; kata-kata manis), mata
(mata; bagian tubuh, mata; mata hati).
Referensi :
Dr. W. Poespoprodjo, SH dan Drs.
EK. T.Gilarso, Logika Ilmu Menalar, CV. Pustaka Grafika, Bandung:1999
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca artikel ini ^_^ Silahkan memberi komentar dengan kata-kata yang sopan. Harap tidak memberi komentar dengan kata-kata kasar ^_^