Putusan
Putusan
ialah perbuatan manusia yang di dalamnya ia mengakui atau memungkiri
sesuatu tentang sesuatu.
·
Perbuatan Manusia:
dikatakan bahwa putusan adalah perbuatan akal, tetapi yang bekerja dengan akal
budi adalah manusianya juga dalam artian manusia dengan akal budinya.
·
Mengakui atau
memungkiri: sebuah keputusan menegaskan sesuatu, tegasnya menyatakan atau
menyangkal suatu hubungan antara dua pengetian.
·
Sesuatu tentang sesuatu:
Yang dalam putusan dipersatukan atau dipisahkan ialah subjek dan predikat.
Putusan merupakan suatu pernyataan, yang di dalamnya suatu predikat diakui atau
dimungkiri tentang suatu subjek.
Unsur-unsur Putusan
·
Subjek: hal yang tentangnya
dikatakan (diakui atau dimungkiri) sesuatu.
·
Predikat: Apa yang diakui
atau disangkal tentang subjek. Predikat ialah keterangan yang dikatakan tentang
subjek.
·
Hubungan antara subjek dan
predikat: Pernyataan penyatuan atau pemisahan, jadi afirmasi atau negasi tidak
ada putusan (meskipun dalam bahasa Indonesia tak selalu diungkapkan dengan kata
tersendiri).
Tidak setiap
penghubungan pengertian merupakan suatu putusan. Misalnya ‘Dosen yang sebelum
bulan Maret belum lulus testnya’ bukanlah putusan, karena tidak ada predikat
yang diakui atau dipungkiri tentang suatu objek.
Penggolongan Putusan
Menurut sifat afirmasi dan negasi
dibedakan:
1.
Putusan ‘kategoris’ =
putusan yang didalamnya P diakui atau dipungkiri tentang S ‘tanpa syarat’. Hal
ini masih dapat diperinci;
·
Secara mutlak
·
Ditambah dengan keterangan
modalitas (pasti, mungkin, mustahil, dan sebagainya)
2.
Putusan ‘hipotesis’ =
putusan yang didalamnya P diakui atau dipungkiri tentang S; tidak secara
langsung, melainkan tergantung dari suatu syarat. Ini diperinci:
·
Kondisisional (bersyarat):
jika…. Maka
·
Disjungtif: atau….atau
·
Konjungtif: tidak
sekaligus….dan…
Mengatakan Sesuatu tentang
Sesuatu
a.
Putusan afirmatif
Dalam putusan
afirmatif, S dan P dinyatakan satu. Kata penghubung menghubungkan,
mempersatukan P dan S. Dirumuskan dengan istilah-istilah yang sudah kita
kuasai:
·
Isi pedikat diterapkan pada
(dikatakan tentang) subjek
·
Luas subjek dinyatakan
masuk luas/ lingkungan predikat
Misalnya:
“anjing itu binatang” dalam putusan ini dinyatakan bahwa ‘anjing’ dan
‘binatang’ merupakan satu objek.
b.
Putusan negatif
Dalam putusan
negatif justru dinyatakan tidak ada kesatuan
antara S dan P. Misalnya: kambing itu bukanlah kucing.
Penggolongan Putusan menurut
Luasnya
·
Singular = Putusan yang subjeknya
singular: jadi, jika predikat dakui atau dipungkiri hanya tentang satu hal yang
ditunjuk dengan jelas. Misalnya : “Basri
adalah anak nakal”
·
Partikular = putusan yang
subjeknya partikular; jadi, jika predikat diakui atau dipungkiri tentang sebagian
dari seluruh luas subjeknya. Misalnya: Beberapa anak komplek ini cukup nakal”
·
Universal = putusan yang
subjeknya universal; jadi, jika predikatnya diakui atau dipungkiri tentang
seluruh luas subjeknya. Misalnya: “Katak itu adalah hewan amphibi”.
Penggolongan Putusan menurut
Isinya
a.
Putusan analitis = putusan
yang didalamnya predikat dipersatukan dengan subjek atas dasar analisis subjek
(deduksi). Predikat menyebutkan secara eksplisit apa yang secra implisit sudah
terkandung di dalam subjek itu.
·
Closed system statements –
yang kebenarannya tidak perlu diperdebatkan atau dicocokkan dengan fakta,
karena kita tentukan sendiri.
·
Agreement statement – yang
benar karena sudah disetujui bersama. Semacam definisi atau perjanjian.
Misalnya: 1 kilogram = 1000 gram; dalil dalil ilmu pasti.
·
A priori statements – yang
sebelumnya sudah kita pastikan. Contoh; bundar itu tidak persegi.
b.
Putusan sintesis = putusan
yang didalamnya predikat dipersatukan (disintesiskan) dengan subjek atas dasar
pengamalan (empiris) – induksi – penyelidikan – fakta –observasi. Putusan ini
juga disebut :
·
Putusan empiris (empiri =
pengalaman) atau discovery statement – yang kebenarannya kita temukan atas
dasar induksi dan pengalaman.
·
Open’system statement –
yang mengenai dunia konkret yang kita alami setiap hari.
·
A posteriori statement –
yang kebenarannya tidak dapat dipastikan sebelumnya, melainkan sesudahnya atas
dasar pengalaman
Proposisi
Adalah suatu pernyataan dalam
bentuk kalimat yang memiliki arti penuh dan utuh. Pernyataan dalam bentuk kalimat
yang dapat dinilai benar dan salahnya.
Bagian pembentuk proposisi
·
Subyek
·
Predikat
·
Kopula (kata yang menghubungkan
subyek dan predikat)
·
Quantifayer (pembilang) ; Tidak harus ada
Contoh; Semua mahasiswi IAIN adalah
muslim
Proporsisi berdasarkan jenisnya
·
Kategorik; Proposisi
yang terdiri atas subyek dan predikat. (predikat berfungsi
mengafirmasi/menegasi subyek)
Contoh:
Ara adalah sekretaris kelas
·
Negatif: Proposisi
yang mengingkari antara subyek dan predikat
Contoh: Radio
bukanlah Telivisi
Macam-macam Proporsisi
·
Universal :
Proposisi kategorik yang menggunakan pembilang . (semua, tiap-tiap,
masing-masing, setiap, apapu, dll)
Contoh: Semua
dosen bahasa Arab adalah seorang laki-laki
·
Partikular :
Proposisi kategorik yang menggunakan pembilang yang bersifat khusus.
Contoh: Sebagian
siswi kelas 9 adalah anak pandai
·
Atomik : proposisi
yang hanya terdiri satu pernyataan dan
mengacu pada nama diri atau jika
menggunakan kata ganti maka akan
menggunakan kata petunjuk ini atau itu.
Contoh: Nenek itu adalah pengemis jalanan
·
Asertorik : Proposisi
yang membenarkan bahawa subjek adalah sesuai dengan penjelasan yang diberikan
oleh predikat .
Contoh : Semua
Pengacara adalah Sarjana Hukum
·
Majemuk : Proposisi
yang mengandung lebih dari satu pernyataan.
Contoh : Putra
adalah anak yang rajin dan pintar
·
Disjungtif; Proposisi
yang majemuk yang menegaskan bahwa pada waktu yang bersamaan dua buah proposisi
tidak dapat keduanya benar atau keduanya salah.
Contoh : Anita dan silvana adalah wanita solehah
·
Kondisional : Proposisi
yang majemuk, yang bersyarat yang ditunjukkan oleh kata-kata ( Jika…maka…)
Contoh : Jika ira
malas, maka ia tidak akan naik kelas
·
Komparatif : Proposisi
majemuk yang yang membandingkan dua subyek yang dihubungkan oleh suatu
predikat.
Contoh : Aliya
adalah lebih tinggi dari Dora
·
Problematik :
Proposisi yang predikatnya hanyalah merupakan kemungkinan bagi subjek.
Contoh : Pak Anton
adalah mungkin pedagang, mungkin juga nelayan.
·
Relasional :
Proposisi yang mengafirmasi/menegasi hubungan antara dua hal atau dua subjek.
Contoh : anjelika
dan lunika adalah anak tante alika
Referensi :
Dr. W. Poespoprodjo, SH dan Drs.
EK. T.Gilarso, Logika Ilmu Menalar, CV. Pustaka Grafika, Bandung:1999
hai boleh kenalan nih nomor WA ku 082193634825
BalasHapusMengapa hanya kalimat berita yang merupakan penjelmaan putusan atau proposisi?
BalasHapusKnp
BalasHapus