Rabu, 30 Januari 2013

BUDAYA ORGANISASI


A.    PengertianBudayaOrganisasi
Luthans menyatakan bahwa budaya organisasi adalah: Pola asumsi dasar diciptakan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu saat mereka menyesuaikan diri dengan masalah-masalah eksternal dan integrasi internal yang telah bekerja cukup baik serta dianggap berharga, dan karena itu diajarkan pada anggota baru sebagai cara yang benar untuk menyadari, berpikir dan merasakan hubungan dengan masalah tersebut.[1]
Sutrisno mendefinisikan budaya organisasi sebagai perangkat sistem nilai-nilai (values), keyakinan-keyakinan (beliefs) atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah-masalah organisasi.[2]
Robbin menyatakan bahwa budaya itu adalah sistem makna dan keyakinan bersama yang dianut oleh para anggota organisasi yang menentukan, sebagian besar cara mereka bertindak satu terhadap yang lain dan terhadap orang luar.[3]
Sedangkan Mangkunegara A.P. dapat mendefinisikan bahwa pengertian organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal.[4]
Dari berbagai definisi tersebut pada prinsipnya budaya organisasi merupakan nilai, anggapan, asumsi, sikap dan norma perilaku yang telah melembaga kemudian mewujud dalam penampilan, sikap dan tindakan, sehingga menjadi identitas dari organisasi tertentu.
Budaya organisasi sengaja dirumuskan dan diturunkan dari visi serta misi perusahaan. Diharapkan dengan terciptanya budaya organisasi, hubungan komunikasi menjadi lebih kondusif, dan yang paling penting terciptanya etos dan kinerja perusahaan atau organisasi yang mendorong pencapaian tujuan lebih baik.
Organisasi tanpa budaya hanya akan menjadi kumpulan orang-orang yang tidak memiliki pegangan dalam mengejar tujuan. Iklim organisasi akan menjadi kurang kondusif, hubungan antar karyawan hanya akan sebatas hubungan biasa tanpa dilandasi oleh semangat kebersamaan yang diikat oleh nilai-nilai yang sama.
Dua ahli teori Michael E. Pacanowsky dan Nick O`Donnell-Trujillo menyusun Teori Budaya Organisasi (Organizational Culture Theory), yang mencakup pembahasan mengenai nilai-nilai organisasi, cerita-cerita yang sering disampaikan, tujuan, tindakan, dan filososfi organisasi.

B.     KarakteristikBudayaOrganisasi
Sepuluh karakteristik yang mempengaruhi budaya organisasi yang dapat saling bercampur dan  menunjang[5] :
1.      Inisiatif  individu : Tingkatan tanggung-jawab, kebebasan, dan ketergan­tungan yang dimiliki individu. Hal ini akan mempengaruhi perkembangan budaya organnisasi.
2.      Toleransi terhadap resiko: Tingkatan dimana pekerja didorong untuk agresif, inovatif, dan berani menanggung resiko. Jika hal ini dipahami dan diikuti oleh seluruh anggota organisasi, maka budaya yang kuat dalam organisasi akan cepat terbentuk.
3.      Directions (arah): Tingkatan dimana organisasi menciptakan sasaran yang jelas dan prestasi yangdiharapkan.
4.      Keterpaduan: Keterpaduan koordinasi ini membuat jalannya organisasi menjadi teratur, tanpa keterpaduan kesimpangsiuran informasi atau tindakan dalam organisasi dapat mengacaukan sistem yang ada dalam organisasi.
5.      Dorongan manajemen: Tingkatan dimana manajer menyediakan  komunikasi yang jelas, pengarahan dan mendorong bagiannya.
6.      Kontrol: Peraturan dan pengaturan, yang baik, yang berjalan secara terus menerus merupakan bagian dari budaya organisasi.
7.      Identitas:Tuntutan perusahaan terhadap identifikasi diri pekerjanya, dalam halprofesionalisme. Profesionalismeakanmembantu dalam pembentukan identitas perusahaan
8.      Sistem imbalan: Penilalan hasil kerja berdasarkan kriteria yang jelas (kenaikangaji, promosi). Kejelasankriteriasistemimbalaniniakan membuat karyawan puas.
9.      Toleransi terhadap Konflik: Semakin besar toleransinya atau penerimaan perbedaan antar rekan kerja ataupun kelompok kerja, akan mengurangi jumlah “benturan” dan menjadikan situasi kondusif.
10.  Pola Komunikasi: Tingkatan dimana komunikasi dalam organisasi dibatasi oleh hirarki yang formal dan wewenangnya.

C.    FungsiBudayaOrganisasi
Menurut Sunarto dalamkajianteorikelompok 8, budaya organisasi memiliki beberapa fungsi, antara lain :
1.    sebagai pengikat seluruh komponen organisasi, terutama pada saat organisasi menghadapi guncangan baik dari dalam maupun dari luar akibat adanya perubahan.
2.    alat untuk menyetukan beragam sifat, karakter bakat dan kemampuan yang ada di dalam organisasi.
3.     identitas organisasi, seperti logo atauseragamanggota.
4.    sebagai suntikan energi untuk mencapai kinerja yang tinggi.
5.    pemberi semangat bagi para anggota oerganisasi. Organisasi yang kuat akan menjadi motivator yang kuat juga bagi para anggotanya.
6.    membawa pendangan baru tentang kepemimpinan.
7.    untuk meningkatkan nilai dari Stakeholders-nya, yaitu angota organisasi, pemasok dan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan organisasi.
Selainitu,  Robins mencatat lima fungsi budaya organisasi[6], yaitu: membedakan satu organisasi dengan organisasi lainnya, meningkatkan “sense of identity”  anggota, meningkatkan komitmen bersama, menciptakan stabilitas system socialdanmekanisme pengendalian yang memadu dan membentuk sikap dan perilaku karyawan.  
Dan Siagian jugamencatat lima fungsi penting budaya organisasi[7], yaitu: sebagai penentu batas-batas perilaku, menumbuhkan jati diri organisasi, menumbuhkan komitmen sepada kepentingan bersama, sebagai tali pengikat bagi seluruh anggota organisasi, dan sebagai alat pengendali perilaku para anggota organisasi yang bersangkutan  Namun, ada hal yang harus diperhatikan dalam budaya, karena dianggap sebagai kelemahan budaya yaitudalam menghadapi keadaan lingkungan yang fluktuatif, sulit dan tidak fleksibel. Dan menjadikaku terhadap nilai yang dianut, menyesuaikan kreatifitas bawahan rendah.

D.          Unsur-UnsurBudayaOrganisasi
Unsur-unsur yang ada dalam budaya organisasi yang telahdijelaskandalamkajianteorikelompok 8, antara lain: Asumsi dasar, seperangkat nilai dan keyakinan  yang dianut, pemimpin, pedoman mengatasi masalah, berbagai nilai, pewarisan, acuan perilaku, citra dan brand yang khusus, sertaadaptasi.
            Brown mengembangkannya sehingga dia mendapatkan 3 unsur budaya organisasi. Unsur-unsur budaya organisasi menurut Brown adalah[8]  sebagai berikut :
1.    Artifacts (unsur dasar organisasi yang paling mudah dikanali karena ia dapat dilihat, didengar, dan dirasakan ).
2.    Keyakinan, nilai-nilai, dan sikap yang berlaku didalam organisasi.
3.    Asumsi-asumsi dasar yang mau tidak mau harus diterima sebagai solusi bila terjadi suatu masalah. Menurut Schein, sebagaimana diadopsi oleh Brown, ada lima dimansi yang perlu diperhatikan jika kita berbicara  tentang asumsi-asumsi dasar dalam konteks budaya organisasi, yaitu hubungan manusia dengan lingkungan, hakikat kenyataan dan kebenaran, sifat dasar manusia, hakikat aktifitas manusia, danhakikat hubungan antar manusia.
E.     PerananBudayaOrganisasi
Wheelen& Hunger (1986) secaraspesifikmengemukakansejumlahperananpenting yang dimainkanolehbudayaperusahaan,[9]yaitu:
1.      Membantumenciptakan rasa memilikijatidiribagipekerja
2.      Dapatdipakaiuntukmengembangkankeikatanpribadidenganperusahaan
3.      Membantustabilisasiperusahaansebagaisuatu system social
4.      Menyajikanpedomanprilaku, sebgaihasildarinorma-normaprilaku yang sudahterbentuk.
Singkatnya, budayaperusahaansangatpentingperanannya di dalammendukungterciptanyasuatuorganisasi/perusahaan yang efektif.


[1]Fred Luthans,Perilaku Organisasi, (Yogyakarta:Andi), 2006, hlm.124
[2]Edy Sutrisno, Budaya Organisasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group),2010, hlm2
[3]Stephen P Robbins, , Mary Coulter, Manajemen, Jilid 1 dan 2, (Jakarta: PT. Indeks), 2007, hlm.62
[4]Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku dan Budaya Organisasi, (Bandung: Refika Aditama), 2008,hlm.113
[5]Stephen P.Robbins, Prinsip-PrinsipPrilakuOrganisasi, edisi 5, (Jakarta: Elrangga), 2004, hlm 280
[6]Ibid., hlm 282
[7]Siagian, ManajemenOrganisasi, (Yogyakarta: Andi), 1992, hlm,153
[8] Sentot Imam Wahjono. “Perilaku Organisasi”, 2010, (Yogjaykarta: Graha Ilmu),Hlm.40
[9] Prof.Dr. Umar Nimran, MA, Prilaku Organisasi, (Surabaya: Citra Media), 1997, hlm.122

2 komentar:

  1. tulisan yg kamu gunakan tidak sesuai.pembaca susah nak baca apa yg kmu tulis.

    BalasHapus
  2. Nice Share, tapi ada serangkaian kalimat yang tidak berspasi, but over all it's good :)

    BalasHapus

Terima kasih sudah membaca artikel ini ^_^ Silahkan memberi komentar dengan kata-kata yang sopan. Harap tidak memberi komentar dengan kata-kata kasar ^_^